GUNUNG LAWU
Via Candi Cetho
Via Candi Cetho

Gunung Lawu,
gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl
terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Sebagian jalur pendakian ada yang masih di bagian provinsi Jawa
Tengah yaitu melalui Candi Cetho dan Cemoro Kandang namun yang di bagian
provinsi Jawa Timur melalui Cemoro Sewu. Pada umumnya jalur pendakian Gunung
Lawu melalui jalur cemoro kandang dan cemoro sewu namun akhir” ini sudah banyak
pendaki yang mendaki Gunung Lawu melalui jalur Candi Cetho ini.
Nah pada catatan perjalanan kali ini
saya akan bercerita tentang perjalanan saya mendaki Gunung Lawu melalui jalur
Candi Cetho. Perjalanan saya mulai dari rumah teman saya Candra yang bertempat
tinggal di ungaran, tepatnya pada hari jum’at tanggal 03 April 2015. Saya cuman
berdua berangkatnya, namun Candra sudah membuat janji dengan temannya dari
Surabaya yaitu bang Soni Jap dan bang Jacko alias Joko Harianto. Teman saya
membuat janji untuk bertemu langsung di base camp Candi Cetho.
Jalur CandiCetho dapat di tempuh
dengan dua transportasi darat yaitu menggunakan kendara’an pribadi seperti
motor/mobil atau dengan menggunakan transportasi umum seperti bus. Kalau
menggunakan kendarak’an pribadi dari Semarang – Arah Solo – bisa lewat jalur
alternatif lewat Bekonang atau lewat kota – Terminal Karang Pandan – lurus aja
sampai ada gapura besar bertuliskan Kawasan Wisata Sukuh Cetho – masuk lurus
aja arah kemuning – ikuti plang yang mengarah ke Candi Cetho – Setelah mau
masuk akan di tarik biaya untuk kendara’an bermotor Rp.1000,00 – dan langsung
masuk aja parkir di area paling atas.
Jika Menggunakan Transportasi Umum
Seperti Bus dari Semarang – naik bus jurusan Solo – turun terminal Tirtonadi
(tarif Semarang-Solo sekitar Rp.20.000) – naik bus arah Tawang mangu – turun di
terminal KarangPandan (tarif Tirtonadi-Karangpandan sekitar Rp.10.000,00 sampai
Rp.15.000,00) – dari terminal Karang Pandan naik bus kecil arah Kemuning (tarif
Rp.5.000,00/orang) – turun di kemuning – naik ojek dari kemuning ke argo wisata
CandiCetho (tarif 15.000-20.000/orang).
Saya memilih
menggunakan kendara’an pribadi sepeda motor, berangkat dari Ungaran sekitar
pukul 06.00 wib pagi. Perjalanan hingga kurang lebih 2 jam kami sampai Solo,
karena sebelumnya tidak tau arah kami menggunakan GPS, dan aplikasi ini
langsung menunjukan jalan pintas tercepat ke arah CandiCetho dengan melalui
jalur alternatif lewat Bekonang. Dari Solo sampai lah kita di daerah Karang
Pandan dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
1.1
foto
di depan gapura masuk kawasan wisata Sukuh-Cetho daerah KarangPandan
Kami
langsung masuk kawasan wisata Sukuh-Cetho ke arah Kemuning. Dari Karang Pandan
ke kemuning waktu tempuh sekitar kurang lebih 50 menit. Dari kemuning langsung
kita masuk ke arah Candi Cetho dengan waktu tempuh Kemuning ke Candi Cetho
sekitar kurang lebih 30 menit. Sekitar pukul 10.30 wib kami sampai di Candi
Cetho. Disini kami menunggu teman dari Surabaya, waktu itu cuaca masih cerah.
Setelah menunggu hampir 2 jam akhirnya teman” dari Surabaya datang. Namun cuaca
yang semula cerah berubah menjadi mendung petang, dan hujan lebat pun turun.
Kami menunda perjalanan hingga hujan reda, sambil menunggu hujan reda bang son
sama bang jack makan dulu karena perjalanan jauh dari Surabaya-CandiCetho.
Sambil menunggu kedua teman saya makan, saya dan bang candra menikmati segelas kopi
sambil memandangi hujan yang turun. Ternyata banyak pendaki lain juga yang
memilih jalur CandiCetho, silih berganti para pendaki berdatangan. Sekian lama
menunggu hujan akhirnya sedikit reda, kami pun tak menyianyiakan nya. Sekitar
pukul 13.00 kami mulai perjalanan, tak lupa membayar retribusi masuk
Rp.3000,00/orang. Pemandangan pertama kita disuguhi view Candi khas Bali
CandiCetho.
Trek
pertama masuk kawasan CandiCetho lalu melipir ke kiri ke arah Candi Kethek
jalan lurus aja. Jalurnya berupa tanah, trek sedikit nanjak untuk sampai ke pos
1. Baru sebentar jalan kita diguyur rintik” hujan, namun perjalanan tetap kami
lanjutkan. Sekitar satu setengah jam kita sampai ke pos1. Karena Hujan cukup
lebat kami putuskan untuk berteduh di dalam pos1, ternyata sudah ada pendaki
lain dari Solo. Kami langsung di persilahkan masuk dan bergabung untuk
berteduh. Di sini keakraban sesama pendaki sangat terjalin, kami di tawari
berbagai makanan dan di buatkan kopi. Saya dan rombongan sangat bertrimakasih
untuk makanan dan kopinya. Karena tenaga sudah sedikit terkuras, kami membuka
bekal lontong sate yang sudah di beli oleh bang son di bawah tadi. Kami giliran
menawari bekal kami, tak banyak membuang waktu dengan lahapnya kami memakan
bekal sate lontongnya hehe.
Setelah
mengisi perut kami berinisiatif untuk melanjutkan perjalanan sampai pos 3 atau
kalau bisa camp di pos 5. Namun hujan semakin lebat dan tak kunjung reda, kami
mengurungkan niat dan menunda perjalanan sampai hujan reda. Sambil menunggu
hujan kita ngobrol santae dan join kopi. Ternyata hujan yang kita tunggu tidak
kunjung reda malah semakin lebat saja. Kita melihat jam, dan menunjukan pukul
17.30 hampir maghrib. Dan udara semakin dingin, cuaca pun semakin petang.
Langsung kami berinisiatif untuk mendirikan tenda di depat pos1, karena kami
melihat teman kami juga sudah kelelahan. Langsung saja kita segera mendirikan
tenda dengan kapasitas 4 orang. Tak butuh waktu lama tendapun sudah berdiri,
dengan badan sedikit agak basah kami masuk kedalam tenda dan mengganti pakain
kita. Kami mulai menghangatkan diri dan kembali mengisi energi dengan cemilan
yang dibawa bang son. Setelah sekitar pukul 18.30 hujan reda, dan pendaki dari
Solo mengajak kita untuk melanjutkan perjalanan dan camp di pos 2. Namun kita
menolak karena sudah posisi enak, dan melihat teman sudah kelelahan kami
putuskan untuk bermalam di depan pos1 saja. Lalu pendaki dari Solo pun
berpamitan dan melanjutkan perjalanannya sedngkan kami memutuskan untuk
istirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari.
Suara
berisik para pendaki yang juga lewat di jalur candi cetho pun mulai melewati
tenda kami satu persatu. Suara lalu lalang pendaki membangunkan saya, saya pun
mulai membuka tenda dan ternyata fajar sudah menyingsing. Pemandangan pagi dari
luar tenda sangat lah bagus di kiri nampak pemandangan kota dan kiri nampak
seperti air terjun karena hujan semalam. Di atas kami nampak banyak pohon
cemara dengan sedikit disinari matahari pagi. Puas memandang suasana pagi di
sekeliling tenda saya pun mulai memasak air panas untuk membuat minuman hangat,
serta membuat puding buat sarapan pagi. Saat semua sudah mulai bangun air yang
dimasak pun sudah matang, kami mulai menikmati teh serta jahe hangat. Mas son
mulai mengeluarkan logistiknya, dia mengeluarkan bubur dalam kemasan untuk
menambah tenaga katanya. Bubur yang dibawa mas son ternyata cukup praktis,
cukup di panaskan dengan air hangat saja. Rasanya juga enak, ada toping dangin
nya di dalam. Selesai sarapan kita langsung packing tenda dan peralatan lain,
semua peralatan kita bawa naik. Kita mulai lanjut perjalanan sekitar pukul
07.30 wib. Trek masih agak landai menuju pos 2 nya. Dari pos1 ke Pos2
membutuhkan waktu kurang lebih 1 ½ jam (satu setengah jam).
Akhirnya
setelah berjalan selama 1 ½ jam kita sampai di pos2. Pos2 di sekelilingnya agak
lebar bisa di buat mendirikan beberapa tenda. Dan di dalam pos2 sendiri
tempatnya sangat datar dan tertutup, bisa di buat berlindung dan tidur. Di pos2
kami bertemu lagi dengan pendaki dari Solo. Ternyata mereka mendirikan tenda di
sekitar pos2. Setelah sampai di pos2 kita istirahat sebentar lalu melanjutkan
perjalanan menuju pos3. Jarak tempuh antar pos2 sampai pos3 sama seperti pos
sebelumnya kurang lebih 1 ½ - 2 jam’an. Namun trek dari pos 2 ke pos3 sudah
mulai nanjak terus sehingga trek kelihatan lebih panjang dan lebih lama.
Jalurnya cukup rapat, vegetasinya lebat jalur nya hampir ketutup dengan
vegetasi. Namun jangan hawatir sudah banyak plang penunjuk jalan menuju puncak.
Namun sedikit saran saat jalan lebih baik pada pagi hari agar jalurnya lebih
kelihatan dan resikonya sedikit dibanding ngetrek pada malam hari.
Setelah
sekitar kurang lebih 1 ½ jam kita sampai
di pos3. Pos3 agak lebih kecil dari pos” sebelumnya namun atapnya masih bagus
dan rapat, area datar nya di luar pos3 juga kecil. Tidak bisa mendirikan banyak
tenda di sini. Di sini kami bertemu dengan rombongan anak UIN Jogja 3 orang, 2
cowok dan 1 cewek. Dari pos3 kami lanjut menuju pos berikutnya. Sebelumnya
rombongan kami di beri kurma oleh anak” UIN, eh kita yang meminta dan mereka
memberikan kurmanya hehe. Makasih loh kurmanya, enakk sekali.
Selanjutnya
kami melanjutkan perjalanan, dari pos3 menuju pos4 butuh waktu kurang lebih 1 ½
jam dengan trek naik terus serta vegetasinya lebat. Namun karena teman-teman
sudah mulai lapar lagi di pertengahan pos3 ke pos4 kami memasak mie dulu buat
mengisi tenaga. Kami berhenti di tempat yang datar agar bisa memasak dan
istirahat dengan leluasa. Kami memasak 5 mie instan, serta membuat teh dan susu
coklat untuk 4 orang.
Setelah
cukup mengisi tenaga, dan beristirahat sebentar, kita melanjutkan perjalanan
kembali. Karena tenaga sudah terisi kami pun berjalan agak lebih cepat. Setelah
beberapa menit kami sampai di pos4. Di pos4 lagi” kita berhenti dulu buat
istirahat. Lalu perjalnan di lanjutkan lagi menuju pos5 bulak peperangan. Trek
menuju pos5 masih sama nanjak terus namun ada bonus trek datar nya. View
setelah pos4 pun bagus, kita melewati banyak pohon cemara. Jalan datar di kanan
kiri pohon cemara, sangat bagus sekali viewnya sayang sekali saya tidak
mengabadikannya. Setelah trek datar, belok ke kiri trek menanjak. Tanjakannya
cukup tinggi namun sebentar kita sudah sampai di sabana pertama.
Sampailah
kita di sabana pertama, di sana ternyata sudah banyak para pendaki. Kami pun
bertemu dengan teman yang tadi berasal dari Madiun, teman yang jumpa pertama di
base camp candi cetho serta bertemu anak” UIN lagi. Banyak para pendaki
beristirhat sambil mengabadikan gambar di sabana pertama ini. Saling
bercengkrama, ngobrol santai sambil memandangi pemandangan sabana pertama.
Viewnya berjejer banyak pohon cemara mengelilingi sabana. Kami pun tak lupa
mengabadikan momen” indah ini. Kami kembali membuka logistik kami, kami kembali
membuat bubur ayam praktis dari bang son. Satu kemasan bubur buat ber-empat
hehe.
Setelah
puas berfoto, puas menikmati sabana pertama dan setelah sedikit mengisi perut
kita melanjutkan perjalnan. Dari sini trek sudah datar dan full sabana, tak
selang kurang lebih 20-30 menit dari sabana pertama sampailah kita ke pos5
bulak peperangan. Sabananya lebih luas dari sabana yang pertama, viewnya lebih
bagus. Dan saat saya bandingkan dengan foto teman saya yang di semeru,
sabananya ini mirip sekali dengan foto teman saya yang di semeru hehe luar
biasa. Cuaca nya sangat cerah jadi mendukung sekali, alhamdulilah saya bisa
menyaksikan view sebagus ini. Konon di sini tempat bertempurnya prabu brawijaya
v sehingga di namakan bulak peperangan.
Banyak
para pendaki beristirahat dan memasak di pos5 bulak peperangan ini. Namun
disini logistik kami sudah habis, yang tersisa cuman susu coklat. Melihat para
pendaki mengisi perut hmm jadi kepingin, namun tak sampai hati saya meminta.
Kami pun hanya membuat susu coklat hangat dan langsung melanjutkan perjalanan.
Sedikit masukan saat mendaki gunung lawu via candi cetho sebaiknya siapkan
logistik atau makanan sebanyak banyaknya agar tidak seperti kami kehabisan
logistik saat baru sampai di pos5 hehe.
Dari
pos5 trek masih datar namun setelah beberapa langkah ada sedikit tanjakan mirip
tanjakan cintanya semeru. Namun tanjakannya lebih pendek dari tanjakan cintanya
semeru. Setelah tanjakan akan ada sabana lagi, sabana yang sangat luas lebih luas
dari sabana yang sebelumnya.Dan karena kita datang saat musim hujan di depan
kami ada seperti sendang (genangan air) dua buah dan di tengah”nya jalur menuju
puncak. Sendang airnya bersih dan sangat jernih, benar-benar beruntung sekali
kami. Kami langsung membasahi muka merasakan segarnya air ini. Seperti kolam di
tengah” padang savana.
Trek
setelah pos5 bulak peperangan tadi kita melewati trek sabana yang luas ber
liku-liku. Dari Pos5 sampai Hargo Dalem atau warung mbokYem dapat di tempuh
dengan waktu kurang lebih 2 jam. Di depan kita akan melewati sendang kidang,
disini dapat di buat tempat camp area, karena areanya datar dan di lincungi
oleh pohon” cemara yang tumbuh di sekitar area sendang kidang. Saat di tengah
perjalanan, teman-teman mulai kelaparan dan kehabisan tenaga. Kami memutuskan
untuk berhenti sebentar. Karena lapar dan logistik yang tersisa cuman gula
pasir sama promag satu tablet. Terpaksa kita join promag dan gula pasirnya hehe
miris tapi kebersama’annya itu yang sampai saat ini saya ingat dan saya
rindukan.
Setelah
sendang kidang 30 menit akan sampai di sendang macan, di sendang macan ada
sumber airnya yang dapat kita gunakan untuk menambah perbekalan air kita.
Setelah dari sendang macan trek agak nanjak sebentar lalu mulai datar lagi dan
sampailah kita di pasar dieng. Di area pasar dieng treknya nya semua batu dan
jalanannya agak membingungkan di sini. Butuh waktu kurang lebih 30 menit dari
sendang macan sampai ke pasar dieng. Nama pos nya agak sedikit nyeremin, pasar
dieng yang artinya dalam bahasa jawa yaitu pasar setan. Namun di pasar dieng
ini saya dan teman-teman bertemu pendaki yang baik hati rombongan dari jakarta
yang memberi kita biskuitnya serta coki-coki coklat. Makasih gaes, jasamu tak
akan saya lupakan hehe.
Dari
pasar dieng sampai HargoDalem sangatlah dekat, cukup membutuhkan waktu kurang
lebih 20 menit sampai di warung MbokYem. Setelah habis area pasar dieng kita
lewati mulailah trek rerumputan dan stelah beberapa langkah sampailah kita di
rumah botol. Yah rumah kecil yang semua bahannya terbuat dari botol, makanya
dinamakan rumah botol. Rumah botol ini yang menghubungkan antara trek candi
cetho ke HargoDalem. Langsung tak menyianyiakan waktu karena sudah dari tadi
kita semua menahan lapar, kita langsung menuju warung MbokYem untuk mengisi
perut kita yang sudah sedari tadi meronta-ronta hehe. Kita segera memesan nasi
pecel 4 porsi dan minum teh hangat khas Lawu. Tak butuh waktu lama makanan yang
kita pesan telah tiba dan kita langsung melahapnya, udah kayak orang yang gak
makan seminggu aja hehe.
2.9 Pasar Dieng (area di sekitar sini
berupa trek tanah dan banyak bebatuannya)
Saat
kita tiba di warung MbokYem waktu menunjukan pukul 16.30 wib. Saat itu warung
masih lah lenggang belum banyak pendaki yang datang. Setelah kita selesai
mengisi perut, hari sudah mulai gelap dan biasanya kalau sudah malam para
pendaki akan semakin banyak yang berdatangan. Kami mengambil inisiatif untuk
mendirikan tenda di area hargo dalem, kita langsung mendirikan tenda. Setelah
beberapa saat tendapun sudah berdiri dan kami mulai beristirahat. Tak lama
setelah tenda kita berdiri, para pendaki pun mulai ramai berdatangan di Hargo
dalem. Untunglah kita sudah mendapat
tempat camp yang nyaman sesuai keinginan kita. Malam itu bulannya sangatlah terang,
indah sekali. Ternyata malam dihari kita nge camp ini sedan terjadi bulan
purnama, sungguh sangatlah beruntung kita bisa menyaksikannya. Namun kita tidak
bisa berlama-lama di luar tenda karena suhu udara di luar tenda sangat lah
dingin ditambah dengan angin malam yang cukup kencang menambah udaranya semakin
dingin saja. Malam hari kita habiskan dengan ngobrol, bercanda dan tertawa
bersama sambil menikmati secangkir kopi hangat. Tak terasa malam pun semakin
larut, acara kita lanjutkan untuk beristirahat.
Malam
pun telah berlalu, di luar tenda sudah ramai suara para pendaki. Ternyata sudah
ramai sekali berjejer para pendaki menikmati sun rise. Kami pun tak mau
melewatkan sun rise nya, kami cukup menikmatinya dari deket tenda kita karena
disini kita sudah bisa menikmati sun rise nya. Cuaca yang cerah ini mendukung
banget, jadi kita bisa melihat proses terbitnya matahari secara jelas.
Setelah
kita menyasikan proses terbitnya matahari kita mampir ke warung mbok yem dulu
buat srapan. Di warung sambil makan kita ngobrol santai dan bercanda dengan
mbok yem dan karyawannya yang merupakan keluarganya sendiri. Suasana hangat
tercipta di dalam warung, keramahan mbok yem dan keluarga, candaannya membuat
pagi ini penuh ceria. Setelah selesai sarapan kita langsung packing dan
membereskan tenda untuk turun.
Karena
teman kami ada kegiatan esok harinya, dan kalau kita turun lewat candi cetho
lagi waktunya tidak keburu. Kemudian kita putuskan buat turun lewat CemoroSewu
yang notabene trek nya lebih pendek sehingga teman kami bisa sampai rumah lebih
cepat dan bisa melanjutkan kegiatannya esok hari. Packing selesai dan kita
langsung melanjutkan perjalanan turun. Buat catatan dan masukan untuk kawan-kawan semua, tolong banget di jaga kebersihan nya bila teman-teman semua ingin melintasi jalur candi cetho ini. Jangan sampai jalur candi cetho ini berakhir seperti jalur cemoro sewu dan cemoro kandang ya gays. Apa yang kalian bawa saat datang, harus kalian bawa juga saat pulang ya trimakasih. Sekian catatan perjalanan saya di gunung
lawu via candi cetho ini.
3.2 Saat perjalanan turun kita disuguhi
oleh pemandangan samudra awan :D
#CatatanPerjalanan
#GunungLawu #Lawu #ViaCandiCetho #CandiCetho #EksploreIndonesia
#LetsgoAdventure
3 Komentar
ulasan menarik
BalasHapusCara turunkan kolesterol dengan ramuan mudah dan alami https://www.youtube.com/watch?v=cygQs5J2HGw
BalasHapusRamuan menurunkan kolesterol dan tensi tekanan darah https://www.youtube.com/watch?v=MEp0c0UE0lc
BalasHapus