MENUJU PUNCAK MAHAMERU
23 Juli 2015
Sedikit gambaran dan
pengetahuan yang saya ketahui tentang Gunung Semeru. Gunung Semeru merupakan
gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Gunung aktif
dengan kawahnya yang masih sering mengeluarkan gas beracunnya (yang sering di
sebut wedhus gembel), kawah tersebut bernama Jonggring Saloko dan dengan puncaknya
yang berdiri gagah, tinggi menjulang langit Mahameru namanya . Gunung Semeru
merupakan gunung berapi tertinggi ketiga setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan
Gunung Rinjani di NTB. Gunung ini juga mempunyai kaldera yang indah, yang
sering jadi tujuan para pendaki. Danau ini bernama Ranukumbolo terdapat di atas
ketinggian 2.400 mdpl. Sedikit gambaran dan pengetahuan yang saya ketahui
tentang Gunung Semeru.
Cukup gambaran
tentang Gunung Semerunya, mungkin kalau umumnya orang-orang yang ingin ke
Gunung Semeru akan banyak hal yang perlu di pertimbangkan dan dipersiapkan, dan
hal ini yang membuat mereka mengurungkan niat untuk pergi ke Gunung Semeru, seperti dana yang cukup untuk perjalanan
pulang pergi karena tidak sedikit dana yang di perlukan untuk pergi dari
Semarang ke Malang dan bukan soal dana saja, waktu tempuh pun tidak cuman
sehari atau dua hari saja. Perlu waktu sekitar seminggu untuk perjalanan pulang
perginya. Namun dua persoalan itu terpenuhi sudah buat saya karena masalah dana
ada yang nanggung dan masalah waktu kebetulan pas liburan semesteran. Sungguh
menjadi manusia yang sangat beruntung tutur saya sambil tak henti mengucap
syukur hehe. Tiga bulan sebelumnya kami
sudah memesan tiket pulang pergi Kereta Api Matarmaja Semarang Poncol – Malang agar tidak kehabisan
tiket, karena waktu dan tanggal yang kita ambil pas lebaran syawal atau H+7
lebaran. Hingga tiba waktunya pada tanggal 23 Juli 2015 saya dan dua teman saya
(Hendra Wahyu dan Ardi Chandra) berangkat pukul 22.25 wib dari Stasiun Semarang
Poncol dan sampai di Stasiun terakhir kota Malang tanggal 24 Juli 2015 pukul
07.50 wib. Sebenernya ada kejadian yang cukup menegangkan saat kami mulai
berangkat dari Stasiun Poncol, karena hampir saja satu teman saya Hendra
tertinggal kereta dan akhirnya berlari larian, yah perjuangan pertama
perjalanan ini hehe sudah abaikan saja biar jadi kenangan indah kita bertiga.
Setelah sampai di
Kota Malang hal pertama yang kita lakukan adalah bertanya angkot apa saja yang
harus kita naiki agar sampai ke ranupani dan mencari barengan rombongan untuk
menuju ke Ranupaninya kalau ada biar lebih irit. Bertanya karena kita bertiga
belum pernah ke Kota Malang apalagi naik ke Gunung Semerunya, setelah bertanya
– tanya kita harus menuju Tumpang terlebih dahulu agar bisa sampai ke Ranupani
gerbang pendakian Gunung Semeru. Saat kami bertanya-tanya kami juga mendapat
rombongan para pendaki yang akan juga mendaki Gunung Semeru hari itu juga. 3
orang dari Solo cowok semua, dan 2 orang cowok sama cewek dari Jakarta. Setelah
melalui tawar menawar harga angkot menuju Tumpang akhirnya kami menemui
kesepakatan rombongan ber delapan orang dengan biaya Rp.120.000 satu angkot,
jadi satu orang kena biaya Rp.15.000/orang. Perjalanan dari Stasiun Malang ke
Tumpang butuh waktu sekitar kurang lebih 1,5 jam.
1.1 Foto bersama
Rombongan di Base Camp Tumpang
Sampailah kita di
Base camp Tumpang, tempat base camp para
sopir Jeep, registrasi atau tepatnya pengisian formulir pendaftaran, dan
pengumpulan syarat” pendakian Gunung Semeru (2 foto copy KTP dan 2 foto copy
Surat Kesehatan). Kita mulai melengkapi syarat pendakian, melengkapi bekal
logistik kita karena di dekat BaseCamp Tumpang terdapat pasar yang murah, kami
juga tidak lupa mengisi perut untuk sarapan pagi. Setelah perlengkapan komplit
kita langsung naik Jeep menuju Ranupani. Satu Jeep dikenakan biaya Rp.650.000
untuk maksimal 12 orang, namun karena kita cuman ber-delapan orang ya total biaya Jeep di bagi ber-delapan orang
jadi kena Rp.80.000/orang. Barang-barang seperti tas cerrier langsung di angkat
di tempatkan di atas Jeep, langsung kita menuju Ranupani. Perjalanan dari
Tumpang ke Ranupani membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 – 2 jam perjalanan.
Sekitar Pukul 12.30 kita sampai di Base Camp Ranupani, karena Kuota pendakian
di Gunung Semeru di batasin. Kita langsung buru-buru melakukan registrasi dan
kami membayar untuk 3 hari pendakian dari tanggal 24 – 27 Juli 2015, sesuai
tiket kereta pulang yang sudah di pesan jauh-jauh hari. Tiket kereta nya sih
tanggal 27 Juli berangkat pukul 20.15 wib dari Stasiun Malang. Setelah
registrasi lalu kita siap-siap untuk melakukan pendakian, mandi, bersih-bersih,
sholat. Setelah semua siap kita mulai perjalanannya, dua rombongan tadi yang
dari Solo dan yang dari Jakarta pada makan siang terlebih dahulu. Namun kita
bertiga memutuskan untuk tidak makan dan terus melanjutkan perjalanan, supaya
kita bisa jalan santai dan sampai sana sebelum maghrib pikir saya.
1.2 Foto bersama di
gerbang pendakian Gunung Semeru
Kami melanjutkan
perjalanan dan mulai melakukan pendakian duluan, tapi sebelumnya kami bertiga
dengan rombongan awal janjian akan bertemu lagi dan camp berdekatan di
Ranukumbolo. Waktu tempuh satu pos ke pos lain sekitar 1 – 1,5 jam kurang
lebihnya. Perjalanan dari pintu gerbang pendakian sampai ranukumbolo sih tidak
ada tanjakan yang signifikan. Jalannya lurus datar tapi panjang. Jalanan atau
trek agak menanjak saat melewati Pos 3, dari Pos 3 jalanan menanjak lumayan lah
tanjakannya namun cuman sebentar. Saat trek tanjakan sudah terlewati jalan
datar pun mulai terasa lagi dan Ranukumbolo pun kian dekat. Kalau hari libur
atau pas ada acara di Gunung Semeru di setiap pos mulai dari pos 1 sampai
Jambangan akan ada penjual makanan yang menjajakan dagangannya, seperti
gorengan, buah”han, air mineral, sampai nasi bungkus pun bisa di temukan di
sini. Terkadang juga para pedagang juga
menjajakan dagangannya sampai wilayah kalimati,
dan uniknya harga yang mereka tawarkan berfariasi, semakin tinggi tempat para
pedagang menjajakan dagangannya semakin tinggi pula harga yang di tawarkan. Setelah
dari Ranukumbolo para pendaki akan melewati tanjakan cinta, setelah tanjakan
cinta akan ada turunan dan melewati ladang lavender ungu (Oro-oro Ombo
sebutannya). Setelah Oro-oro Ombo pendaki akan mulai memasuki sebuah hutan yang
lebat, sebelum memasuki hutan terdapat pos, namanya pos cemoro kandang. Setelah
dari pos cemoro kandang, para pendaki mulai memasuki hutan yang lebat namun
jalur pendakiannya kelihatan koq. Trek nya menanjak terus sampai kita menemukan
pos lagi, namanya Jambangan. Pos pemisah antara Hutan Cemoro Kandang dengan
area kalimati. Dari Jambangan Puncak Mahameru Terlihat begitu jelas, tak jarang
para pendaki mengabadikan foto di tempat ini. Dari jambangan berjalan kira” 10
menit dengan trek datar maka anda akan sampai di area kalimati. Kalimati adalah
area camp terakhir di Gunung Semeru, biasanya para pendaki akan memulai summitnya
menuju puncak Mahameru dari sini. Kali mati adalah area camp favorit juga,
tempatnya lebih hangat dibanding nge camp di ranukumbolo. Hal ini dikarenakan
di Kalimati terdapat banyak pohon” dan tumbuhan yang menghadang angin, sehingga suhu nya tidak
terlalu dingin. Di katakan camp favorit juga karena terdapat sumber air yang
tidak jauh dari area camp, SumberMani namanya. SumberMani adalah sumber mata
air yang terdapat di dekat Kalimati, treknya bekas aliran lahar dingin Semeru.
Dari Kalimati berjalan menurun 15 menit akan sampai ke sumber air nya, airnya
sangat jernih dibanding dengan air di ranukumbolo.
Saya beserta dua
teman saya akhirnya bertemu dengan rombongan yang dari solo tadi di pos 3, nah
dari sini kita menuju Ranukumbolo sama-sama. Pas saat matahari hendak tenggelam
dan mulai menghilang dari peraduannya kami semua sampai di Ranukumbolo. Di
Ranukumbolo nampaknya sudah banyak tenda berdiri, sudah banyak para pendaki
yang nge-camp di tempat ini rupanya. Kami pun segera mencari tempat favorit untuk
mendirikan tenda, yah nampaknya area deket bangunan yang menghadap langsung
dengan tanjakan cinta sudah penuh. Kami pun menemukan pilihan lain, meski tak
sehangat di tempat yang tadi kita dapet view nya koq biar dingin tak masalah
lah. Kami menmukan area yang masih kosong
yang bisa di dirikan 2 buah tenda, persis di depan cekungan Ranukumbolo
dan dekat garis pembatas bibir danau. Setelah tenda berdiri kami pun segera
masuk dan menghangatkan diri. Terpaksa masak memasaknya di teras tenda karena
cuaca saat itu sangatlah dingin, danau Ranukumbolo di selimuti kabut dingin di
atas airnya. Malam ini kita masak nasi, nuget, mie goreng, dan minumnya susu
coklat hangat. Setelah matang, kita pun
langsung menyantapnya sambil makan sambil bercengkrama dalam tenda. Yah karna
setelah beberapa jam berjalan terus kita langsung memutuskan untuk tidur lebih
awal, Jam menunjukan sekitar pukul 10 malam waktu itu seingat saya. Kita
bertiga tidur sangat pulas rupanya, sampai suara riuh di luar tenda terdengar.
Ternyata sudah pagi, saya buka tenda sedikit dan ternyata para pendaki sudah
pada eksis di depan ranukumbolo. Karna masih petang dan SunRise pun belum
muncul kami masih asik bermalas-malasan hehe.
Karna tidak usah keluar tenda SunRise pun bisa dinikmati dengan membuka
tenda kita saja, macam jendela dengan view yang luar biasa indah. Hotel
berbintang lima aja kalah hehe. SunRise yang kita tunggu” pun akhirnya nampak
juga, kita pun tak menyianyiakan, langsung buka kamera kita berjepret jeprett
ria. Baru saya tau kenapa malem kemaren suasana Ranukumbolo sangat dingin,
setelah saya ngobrol dengan pendaki yang bawa alat pengukur suhu ternyata suhu
mulai malam dan meningkatnya pagi tadi pukul 02.00 wib suhu mencapai -5 derajat
celcius (minus lima) gilakkk pantes aja dinginnya setengah mati.
1.3 Menjelang SunRise
Ranukumbolo
1.4 Menikmati susu
coklat sambil ngliatin indahnya SunRise Ranukumbolo
1.5 SunRIse
Ranukumbolo
Setelah menikmati
SunRise, dan setelah ngobrol-ngobrol kami pun membagi tugas untuk membuat
sarapan pagi, saya memasak dan kedua teman saya mengambil air di Ranukumbolo.
Karna masih ada sisa nasi tadi malam, pikir saya tinggal memasak nugget dan
memasak air saja untuk membuat susu coklat atau teh. Namun karna tadi malam
barang-barang keperluan memasak seperti kompor,nesting, dan nuget pun saya
tinggal di teras tenda. Namun pagi nya saat saya mau memasak nuget, nugetnya
malah hilang satu kantong. Yah mungkin dimakan anjing liar nya si Rangger nya
Semeru, karena di ranukumbolo ada anjing beneran yang keliaran jadi ya
pengalaman buruk baru tau kalau di gunung ada anjing heehe. Untungnya rombongan
yang dari solo membawa bekal yang banyak, dan pagi itu kami di tawarin untuk
buat sayur sop bersama. Saya pun langsung ikut membantu memasaknya. Dua kompor,
yang satu masak nasi lagi, yang satunya masak sayur sop. Tak butuh waktu lama
nasi dan sayur sop pun sudah matang, kami pun segera menyantapnya bersama.
Sarapannya pagi ini tertolong nah padahal kami masih satu sampai dua hari lagi
di Semeru, buat bekal di Kalimati dan bekal turun apa ya (pikir saya dalam
hati) karena bekal yang tersisa tinggal mie instant yang tinggal 6 buah, bubur
instan, cemilan-cemilan biskuat dan roti sama air mineral saja tanpa makanan
berat lagi. Habis selesai makan santai-santai sambil mandangin Ranukumbolo, eh
lagi enak-enaknya mandangin ranukumbolo dari jauh kok saya tidak asing sama
satu orang yang lagi foto-foto di depan ranukumbolo. Saya amati terus, saat
orang nya selesai foto-foto barulah saya sapa dan ternyata benar salah seorang
kawan dari Semarang. Ternyata lagi ngetrip sama rombongan yang lainnya, kami
pun diberi bekal logistik tambahan yang cukup banyak karena kawan saya dan
rombongan akan turun logistik yang sisa di berikan ke rombongan saya semua.
Masalah kekurangan logistik pun terjawab sudah hehe sungguh beruntungnya saya.
1.6 Masak memasak
sayur sop menunya :D
1.7 foto sama rombongan
kawan dari semarang (makasih logistik
tambahannya hehe :D)
Setelah puas di
Ranukumbolo, kami berkemas dan berpamitan dengan kawan saya dari Semarang tadi
dan melanjutkan perjalanan lagi dengan rombongan dari Solo menuju ke Kalimati.
Kami berncana beristirahat dan mendirikan tenda lagi di Kalimati dan paginya
melakukan Summit menuju puncak Mahameru. Setelah berkemas dan berpamitan kami
pun mulai melanjutkan perjalanan, melewati Tanjakan cinta. Yah sebuah trek
menanjak yang sangat signifikan dari Ranukumbolo dengan mitos cintanya yang
melegenda. Namun takperduli dengan mitosnya saya pun menengok kebelakang dan
ternyata Ranukumbolo lebih indah di lihat dari tanjakan cinta ini, sambil terus
berjalan sambil sesekali menengok kebelakang dan tak lupa mengabadikan view
Ranukumbolo dari tanjakan cinta. Setelah dari tanjakan cinta akan melewati
padang lavender oro-oro ombo dan sampai lah kita di cemoro kandang. Jarak
antara Ranukumbolo dengan Cemoro Kandang 2,5 km, Setelah dari Cemoro kandang
menuju Jambangan, jarak Cemoro Kandang – Jambangan yaitu 3 km, dari Jambangan
menuju Kalimati dengan jarak 2 km, dan sebelum ke Mahameru kita akan melewati
Arcopodo. Di Arcopodo terdapat banyak patilasan dan in memoriam para pendaki
yang telah gugur di Semeru. Jarak antara Kalimati ke Arcopodo 1,2 km dengan
trek nanjak sepanjang jalan. Nah dari Arcopodo ke Mahameru 1,5 km dengan trek
pasir dan batu kerikil dan jalurnya
menanjak 60 derajat sampai puncak Mahameru.
1.8 View Ranukumbolo
dari tanjakan cinta.
1.9 Jambangan
2.0 Foto bersama di
Jambangan
Start dari
Ranukumbolo kami sekitar kurang lebih pukul 10.00 wib siang dan sampai di
kalimati pukul 13.30 wib. Kami langsung mendirikan tenda, camp area di Kalimati
sangatlah luas juga tempatnya lebih hangat dari pada di Ranukumbolo. Setelah tenda
berdiri kami mencari sumber air untuk bekal summit dan masak, kami mulai menuju
kemana arah Sumber Mani atau sumber air.
Dari area kita mendirikan tenda berjalan sekitar 15-20 menit saja kita langsung
sampai di sumber air nya. Jalan menuju Sumber Mani ini merupakan bekas aliran
lahar dingin Letusan Semeru tahun lalu. Sekalian mengambil air juga sekalian
membersihkan badan, cuci muka, gosok gigi. Karna salah seorang teman saya malas
antri dia mengurungkan niat untuk cuci muka, dia kembali ke tempat camp
terlebih dahulu dengan membawa air yang sudah kami tampung tadi, sedangkan saya
dan teman yang lain masih saling menunggu untuk bergantian cuci muka. Setelah
bersih-bersih badan dan cukup mengambil airnya kami kembali ke tempat camp.
Saat kembali menuju arah Kalimati ada dua jalur kanan dan kiri, dan ternyata
setelah di usut yang kanan langsung menuju puncak dan yang ke kiri kembali
menuju kalimati. Nah setelah sampai di Kalimati, salah satu teman saya yang
tadi sudah duluan kembali eh malah belum kelihatan di tempat camp. Tak banyak
waktu saya langsung ambil senter dan satu botol kecil air mineral buat jaga-jaga, saya langsung mencari teman
saya yang pikir saya pasti hilang di dua arah sumber mani tadi. Saya langsung
bergegas kembali menuju arah sumber mani, eh baru setelah turunan teman saya
sudah kelihatan lagi dengan muka panik dan keringat bercucuran sambil membawa
air dari sumber mani tadi. Haduh lega deh ngliat dia lagi, dan ternyata bener
setelah saya tanyai dia salah ambil jalur pulang yang dari sumber mani ke
kalimati yang seharusnya ambil arah kiri dia malah ambil arah kanan (dan jalur
ini juga sering buat para pendaki lain tersesat) dan untungnya lagi dia sadar
kalau jalan yang di lewati beda dengan jalan pertama kita menuju sumber mani,
jalurnya rimbun dan terus menanjak katanya. Hiya iyalah memang itu jalurnya
langsung menuju puncak Mahameru koq, terang saja jalannya nanjak hehe jawab
saya. Jadi satu cerita unik tersendiri hal ini nieh, jadi topik pembicarak’an
di dalam tenda haha. Sesampai di tenda hari sudah mulai gelap, kami segera
memasak buat makan dan minum setelah itu langsung istirahat buat persiapan
summit menuju Mahameru. Tidak terasa besok pagi sudah hari ke-3 di Gunung
Semeru, kami berencana summit start jam 11 malem dari Kalimati. Namun setelah
jam 11 kita baru bangun dan mulai masak air dulu buat bekal air hangat menuju
puncak, beres-beres membawa bekal seperlunya. Selesai beres-beres kita siap
summit sekitar pukul 01.00 wib pagi hari tepat tanggal 26 Juli 2015. Mulailah
kami berjalan pelan sambil sesekali berhenti, awalnya masih sepi namun setelah
memasuki kawasan hutan arcopodo sudah banyak rombongan di depan kita. Setlah
melewati Arcopodo trek pasir dan bebatuan kami pijak, jalur treking yang
menanjak 60 derajat kami lalui. Di depan sorot lampu senter para pendaki sudah
nampak dari kejauhan, saling berjalan beriringan satu dua langkah kaki naik
seringkali merosot lagi satu langkah, begitu seterusnya. Sambil melihat ke
depan dan mendengar peringatan kalau ada kata “Batu” atau “Rock” kita harus
menghindar. Karena trek pasir berbatu yang kita pijak ini masih sering merosot
dan tak jarang bongkahan batunya jatuh. Jadi saat melangkahkan kaki kita juga
tetap fokus dan harus peka mendengar suara peringatan dari pendaki lain.
Suasana dinginnya dini hari mahameru dengan gemerlap bintang di atas membuat
mata ini terkantuk dan tak jarang berhenti untuk sekedar memejamkan mata dan
memulihkan tenaga. Akhirnya langkah kecil kita yang pelan namun pasti ini
sampai juga di Mahameru Puncaknya Para Dewa, Puncak Pulau Jawa. Kami sampai di
puncak Mahameru sekitar pukul 07.10 wib 26 Juli 2015, biarin lah SunRise
Mahamerunya terlewatkan tapi yang penting semuanya terbayar lunas saat sampai
di puncak Mahameru ini. Samudra awan telah menyambut kita, tak terasa berbukit-bukit
telah kita lewati, dan bukit-bukit itu terlihat jelas dari puncak, letupan
kawah Jonggring saloko selalu di nanti dan di buru gambarnya oleh para pendaki.
Tak terkecuali saya pun juga menantikannya sama seperti para pendaki lainnya,
karena letupan atau erupsi dari kawah jonggring saloko ini terjadi tidak setiap
bulan melainkan bulan-bulan tertentu saja. Terimakasih ya Allah Tuhan Semesta
Alam, terimakasih buat teman-temanku Hendra Wahyu, Ardi Chandra kalau tak ada
kalian cerita ini tidak akan ada, cerita ini mungkin akan berbeda, sekali lagi
terimakasih.
2.1 Puncak Semeru
Background Kawah Jonggring Saloko
2.2 Foto bersama
dari kiri ke kanan Hendra, Saya, Chandra
Setelah puas menikmati alam dari
puncak tertinggi pulau Jawa, puas berfoto kita langsung melanjutkan perjalanan
turun bersama rombongan solo juga. Tadi pas naik lamanya mintak ampun, tapi pas
turun cuman 15 menit melewatin trek pasirnya yang nanjak banget itu. Turunnya
pun juga asyik kita seperti berselancar namun ini medannya pasir. Tapi tetap
berhati-hati dalam berpijak, karena salah memijakan kaki kita bisa membuat
reruntuhan dan bisa melukai pendaki lain yang berada di bawah. Setelah itu
melewati Arcopodo dan sampai ke Kalimati kembali ke tempat camp-camp’an kita. Sampai
camp kira-kira sekitar jam 11.30, kita langsung memasak membuat makan dan
minum. Selesai makan kita tidur sebentar buat memulihin tenaga, lalu kemudian
melanjutkan turun. Bangun-bangun sudah jam 13.00, kita langsung packing tenda
dan peralatan lainnya. Kalau rombongan yang dari solo masih beristirahat di
kalimati, tapi kami langsung nerusin perjalanan agar tidak keburu malem pas di
Ranukumbolo. Karena kita berencana mau ngecamp semalem lagi di Ranukumbolo dan
pulang esok harinya. Sekitar pukul 13.30 kita berjalan turun dari Kalimati
menuju Ranukumbolo. Saat berjalan sampek di jambangan kita bertemu dengan 2
teman yang dari Jakarta kemaren, yah ketemunya pas kita mau pulang. Jadinya
cuman kangen”nan sebentar, salaman trus pamit nglanjutin perjalanan turun.
Perjalanan turun dari Kalimati ke Ranukumbolo cuman 3 jam. Sekitar pukul 16.30 kita sudah sampai di Ranukumbolo, tak
buang waktu kita langsung bagi tugas. Saya membangun tenda dan kedua teman
mengambil ir di danau buat keperluan makan dan memasak. Tepat tgl 26 Juli sore
hari menjelang malam kita menikmati lagi semalem di Ranukumbolo, karena kita
enggan beranjak dari tempat ini, masih kangen dengan suasana Ranukumbolo jadi
ngecamp lagi deh hehe. Setelah buat makan dan minuman hangat kita langsung
tidur lebih awal. Malam ini agak lebih hangat dari pada malam pertama awal tiba
disini, jadi tidurnya lebih pulas.
Tanggal 27 Juli 2015,
masih di Ranukumbolo dengan view SunRise yang menawan. Kami menikmatinya di
dalam tenda dengan minum coklat hangat yang telah kita buat pagi tadi. Karena
pas hari pertama kita belom eksplor Ranukumbolo, jadi pagi itu kita putuskan
buat mengeksplor Ranukumbolo sambil sekalian mengambil air buat cuci muka,
gosok gigi dan bersih bersih. Kami berjalan mengelilingi Ranukumbolo,
melihatnya lebih dekat, dan tak lupa mengambil gambarnya. Setelah puas kita
berkeliling dan memandangi Ranukumbolo kita melanjutkan perjalanan pulang. Kita
prepare dan mulai perjalanan turun sekitar pukul 10.00 wib. Dari Ranukumbolo
sampai bawah pos perijinan Ranupani sekitar 2 – 2,5 jam perjalanan. Kita
langsung putuskan ke bawah ngetem Jeep buat ke Tumpang. Karena sebelumnya belom
janjian sama saopir dan belom booking jeep akhirnya kita nunggu agak lama
sekitar pukul 14.30 kita baru dapet jepp dan akhirnya sampai di Tumpang sore
pukul 16.30. Kita ke pasar buat makan sebentar lalu nyarter angkot dari Tumpang
ke Stasiun Malang. Alhamdulilah kita dapet barengan tambahan 3 orang jadi kena
Rp. 20.000,00/orangnnya. Sekitar pukul 19.00 kita sudah sampai di Stasiun
Malang, karena tadi dari turun belom mandi kita mencari kamar mandi umum buat
mandi dan bersih-bersih sebentar karena tiket pulang kita pukul 20.15 dengan
naik kereta Malioboro Ekspress (stasiun Malang – Solo) jadi masih sisa waktu
lah buat mandi dan bersih-bersih. Karena kereta yang kita tumpangi turun di
Solo kita lalu beli tiket buat solo ke Semarangnya Rp.10.000/orang buat tanggal 28 Juli 2015, KA Kalijaga 05.30
wib pagi dari Solo sedangkan kereta kita sampai di Malang sekitar pukul 02.30
wib yah menunggu sebentar lah. Sambil nunggu KA Kalijaga kita berwisata kuliner
malem dulu di Solo, yah gg jauh-jauh dari stasiun balapan kita mencari makan
sambil nunggu jam keberangkatan. Yah setelah makan kita langsun kembali ke
stasiun dan menunggu kedatangan kereta, ternyata banyak juga teman-teman
pendaki yang menunggu di satsiun balapan solo ini. Perjalanan dari Stasiun
Balapan Solo 28 Juli 2015 05.30 dan sampai di Setasiun Tawang Semarang pukul
08.15. Harus kami akhiri perjalanan panjang yang menyenangkan ini dankembali ke
rutinitas masing-masing. Sekian cerita perjalanan saya di Gunung Semeru, jika
ada salah-salah kata dan mungkin menyinggung saya maohon maaf dan mohon kritik
dan sarannya.
2.3 Menaiki Jeep menuju Ranupani
2.4 Foto bersama di Ranukumbolo saat mau pulang
RINCIAN BIAYA TRANSPORTASI DARI
SEMARANG KE SEMERU
via darat |
|||
TANGGAL
|
TRANSPORT
|
TUJUAN
|
BIAYA/orang
|
23 – 07 - 2015
|
KA MATARMAJA
|
Semarang Poncol – Stasiun Malang Kota
|
Rp. 115.000,00
|
24 – 07 - 2015
|
CARTER ANGKOT
|
Stasiun Malang - Tumpang
|
Rp. 15.000,00
|
24 – 07 - 2015
|
CARTER JEEP
|
Tumpang - Ranupani
|
Rp. 80.000,00
|
27 – 07 - 2015
|
CARTER JEEP
|
Ranupani - Tumpang
|
Rp. 50.000,00
|
27 – 07 - 2015
|
CARTER ANGKOT
|
Tumpang - Ranupani
|
Rp. 20.000,00
|
27 – 07 - 2015
|
KA MALIOBORO EXPRESS
|
Stasiun Malang – Solo Balapan
|
Rp. 49.000,00
|
28 – 07 - 2015
|
KA KALIJAGA
|
Solo Balapan – Stasiun Tawang Semarang
|
Rp. 10.000,00
|
TOTAL BIAYA TRANSPORT PER ORANG
|
Rp. 339.000,00
|
6 Komentar
wow keren bang arif, kpn2 kalo naik lagi ajak2 ya
BalasHapusCerita yg bermanfaat bang..Sukses selalu buat perjalananya.
BalasHapusTerima kasih infonya
BalasHapusSewa Jeep Bromo, Harga Jeep di Bromo, Sewa Jeep Bromo 2019, Sewa Jeep Bromo Probolinggo, Sewa Jeep dan penginapan, Sewa Jeep ke ranu pane, harga tiket masuk bromo terbaru, sewa mobil di surabaya ke bromo, Paket wisata bromo midnight tour
BalasHapusPakej Percutian Bromo, Pakej Pelancongan Surabaya Bromo, Agent Travel Surabaya Bromo, Pakej Tour Bromo Kawah Ijen, Mount Bromo Tour, Mount Bromo Ijen Crater Tour Package, Kawah Ijen Tour Package, Surabaya Bromo Ijen Tour Package, Bromo Ijen Tour, Surabaya Bromo Ijen Tour
BalasHapusGunung semeru pernah membuatku hampir kehilangan nyawa, selengkapnya di https://sajakaksara45.blogspot.com/
BalasHapus